Iklan

Senin, 12 Juli 2021

Review buku " The 7 Habits of Higly Effective People"

Review Buku "7 Habits of Highly Effective People"


audiobookstore.com

Hai haiii, udah lama banget nih aku gamuncul di blog, gimana kabar kalian?

Jadi kali ini aku mau review salah satu buku pengembangan diri lagii yeyyyyy!!! Nah udah ketauan kan nih sesuai judulnya aku bakal review buku " 7 Habits of Higly Effective People"

Review timeee....

Nah buku pengembangan diri ini sangat menarik dan layak dibaca oleh siapa saja yang ingin terus belajar lho karena penulisnya yaitu Stephen Covey berhasil mempromosikan inspirasi yang disebut etika karakter yang berdasarkan prinsip dan tata cara memimpin serta mengabaikan prinsip etika kepribadian yang memberikan sinyal kepalsuan dan ambiguitas.

Karakter sendiri artinya adalah gabungan dari kebiasaan-kebiasaan kita. Mengubah kebiasaan-kebiasaan memang sulit, tetapi kita bisa mengubah dengan komitmen yang sungguh-sungguh kuat. Kebiasaan-kebiasaan (habits) yang baik adalah irisan antara pengetahuan (knowledge), keahlian (skills), dan keinginan (desire).

Berdasarkan buku tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 (tujuh) kebiasaan manusia efektif:

1. Be Proactive! 

Menjadi manusia proaktif berarti mengambil tanggung jawab tentang kehidupan kita sendiri, tidak menyalahkan situasi maupun keadaan, lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang bisa kita perbaiki.

2. Begin With The End In Mind 

Memulai segala sesuatu dengan gambaran akhir berarti mampu menggambarkan hasil akhir yang ingin dicapai secara jelas. Sebenarnya, semua pencapaian manusia memiliki dua fase penciptaan, yaitu ketika diciptakan di dalam mental dan ketika diciptakan secara nyata. Seperti sebuah blue print, bentuk nyata dari sebuah pencapaian akan mengikuti bagaimana ia diciptakan dalam mental.

3. First Things First 

Selalu mendahulukan yang lebih utama berarti fokus pada prioritas. Kita tidak akan bisa menyelesaikan semua hal yang hinggap di tangan kita.

4. Think Win-Win 
Berpikir menang berarti selalu mengutamakan kerja sama, sifat kooperatif,
menguntungkan kedua belah pihak.

5. Seek First To Understand, Then Be Understood 

Memahami orang lain dahulu, baru mereka memahami Anda berarti selalu coba mendengarkan, jangan selalu ingin di mengerti, berusahalah melihat dari sudut pandang dan pemahaman orang lain.

6. Synergize 

Selalu melakukan sinergi artinya menggabungkan kekuatan kita dengan kekuatan orang lain untuk berkarya, bukan untuk bersaing atau menjatuhkan.

7. Sharpen The Saw 

Senanti mengasah gergaji artinya selalu memelihara dan memperbaharui aset terbesar yang kita miliki, yaitu: diri kita sendiri.

Ada 4 (empat) aspek diri kita yang harus selalu diperbaharui, yaitu:
- Fisik
- Sosial atau emosional
- Mental
- Spriritual

Setelah membaca buku The 7 Habits of Highly Effective People, saya dikenalkan dengan yang namanya Character Ethic dan Personality Ethic. Character Ethic adalah pengembangan kualitas diri kita yang dimulai dari karakter kita yang terdalam berupa paradigma dan kebiasaan-kebiasaan yang kita miliki. Disinilah tempat dimana kita membangun integritas, kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab dan sifat-sifat baik universal lainnya dan menjadikannya sebagai nilai yang mendasari kehidupan kita sehari-hari. 

Personality Ethic lebih bersifat mengembangkan hal-hal yang sekunder dan dangkal seperti teknik-teknik dan cara untuk bersikap ramah kepada orang lain atau positive thinking. Intinya Personality Ethic lebih berfokus ke arah trik dan cara cepat dan Character Ethic lebih berfokus ke arah perubahan mendasar pada karakter diri kita yang harus ditebus dengan kemauan kuat dan usaha tanpa kenal lelah.

Mungkin segitu dulu ya temen2, ditunggu review-an buku dari aku!!

Sabtu, 13 Maret 2021

Belajar Tingkatin Public Speaking Kita Yuk!

Halo halo.. ketemu lagi sama aku nih, gimana-gimana? Udah baca artikel aku yang sebelumnya belum? Kalo belum yuk baca artikel aku yang lain juga ya! Hehehe

Ada yang tau nggak nih hari ini aku mau bahas apa? Yup jadi hari ini aku mau bahas tentang gimana sih caranya supaya kita lancar berbicara di depan umum? Fyi, aku juga belum bisa sih, nah makanya kita belajar bareng yuk!

Gambar diambil dari pinterest.com

Sebelum melangkah lebih jauh, kalian tau ga nih "public speaking" tuh apasih? Oke kita bahas definisi nya aja dulu kali yaa...

Menurut James H. McBurney dan Ernest J. Wrage, publik speaking sebagai komunikasi gagasan dan perasaan dengan menggunakan lambang-lambang yang terlihat dan terdengar berasal dari pembicara itu yang berkenaan pemikiran dan gagasan, dengan menggunakan lambing-lambang-suara, katakata, perubahan nada, isyarat. 

Menurut David zarefsky, dalam Publik Speaking: Strategies for Success: “Publik speaking is a continuous communication process in which messages and signals circulate back and forth between speakers and listeners” yang artinya bahwa berbicara di depan umum adalah suatu proses komunikasi yang bersinambungan di mana pesan dan lambang sirkulasi yang berulang-ulang secara terus menerus antara pembicara dan pendengarnya.

Public speaking itu adalah sebuah seni dalam mengolah kata menjadi sebuah ide yang simpel dengan retorika yang menarik.

Tujuan dari public speaking ini adalah untuk memberikan informasi, mempengaruhi, mengajak, atau bisa juga untuk menghibur para pendengar atau yang biasa kita sebut audiens. Public speaking ini juga bertujuan untuk menggerakkan orang untuk bisa melakukan suatu perubahan melalui apa yang kita sampaikan. Lalu apa fungsi dari public speaking ini? Fungsi utamanya adalah sebagai alat komunikasi. Kita pasti ingin menyampaikan pesan atau ide-ide dengan cara yang sesuai di hadapan publik dan kemudian yang mendengarkan kita akan mendapatkan manfaatnya.

Baca juga:https://www.duniakampus40.net/

Namun, pasti banyak dari kalian yang masih belum berani berbicara di depan umum kan? sama kok aku juga. Dan hal-hal ini yang paling sering kita takuti dalam berbicara di depan umum:

1. Pengalaman pertama

Nah ini, dengan tidak adanya pengalaman, kita jadi takut untuk mencobanya. Padahal, bagaimana kita bisa terbiasa kalau saja kita tidak mau mencoba sekalipun?

2. Merasa menjadi pusat perhatian

Mungkin ada beberapa dari kita ada yang tidak suka ketika kita dipertontokan oleh banyak orang/ lebih suka dengan suasana yang sepi. Ketika kita berbicara di depan publik pasti kita juga berfikir orang-orang akan menilai kita dan itulah yang membuat kita nervous. 

3. Suasana baru

Ini juga bisa menjadi alasan mengapa kita takut berbicara di depan umum. Karena kita terbiasa berada di zona nyaman, ketika dihadapkan dengan lingkungan/suasana baru pasti akan menjadi gugup.

4. Merasa tidak percaya diri

Hal ini mungkin paling banyak dirasakan oleh kita, di mana kita kurang yakin sama kemampuan kita dan itu membuat tidak semakin percaya diri. 

5. Trauma masa lalu

Dengan pengalaman sebelumnya yang mungkin kurang bagus atau melakukan kesalahan pada saat tampil, bisa juga membuat kita menjadi tidak berani untuk mencoba berbicara di depan publik untuk penampilan selanjutnya.

Lalu bagaimana supaya kita bisa berkembang dan bertumbuh untuk bisa meningkatkan skill berbicara di depan publik?

- Perbanyak membaca, ini menjadi landasan yang bagus untuk menjadi pembicara yang baik. Dengan membaca tentunya kita akan semakin bertambah ilmu dan wawasan kita serta dapat menambah kosakata

- Memperluas relasi, banyak-banyak diskusi dengan orang baru secara langsung agar bisa saling bertukar pikiran, mendapatkan insight atau pelajaran dari kehidupan mereka

- Narator imajinatif, ketika kita pandai dalam berimajinasi untuk merasakan bagaimana rasanya bangga diberikan penghargaan oleh orang lain akan menjadi energi yang besar untuk kita bisa meng-improve diri kita

- Hal yang disampaikan harus tulus dari hati karena dengan ini secara tidak langsung akan men-transfer energi positif ke audiens sehingga para audiens bisa tergerak hatinya mengikuti apa yang kita sampaikan

- Lakukan saja, ya benar... kita harus sering-sering mencobanya, misal bisa dimulai dengan berani presentasi di depan kelas sebagai media pembelajaran kita dalam meningkatkan kemampuan public speaking. Perbanyak mencoba, gapapa kok nervous karena itu hal yang wajar. Kalau kata orang, gapapa nervous sampai nervous itu bosen sama kita

Selanjutnya kita bahas mengenai tips-tips dalam public speaking:

1. Analisis audiens

Kita harus mengetahui tingkat intelektual audiens untuk bisa menyesuaikan mereka dan juga agar bisa lebih dekat dengan audiens

2. Body languange & eye contact

Jangan takut untuk menatap para audiens karena ini akan memengaruhi audiens untuk membuat mereka mengerti apa informasi yang kita sampaikan

3. Intonasi dan gaya bahasa

Belajar dalam mengatur gaya dan intonasi berbicara kita seperti berbicara secara lamcang atau harus rendah, cepat atau lambat. Kita harus bisa menyesuaikan yaa...

4. Penampilan

Penampilan sangat penting lho untuk menarik perhatian audiens. Jadi jangan lupa perhatikan penampilanmu sebelum berbicara di depan banyak orang

Cukup segini aja kali ya, semoga kalian yang baca dan termasuk aku yang nulis bisa sama-sama meningkatkan skill public speaking kita. Oh iya, untuk artikel ini sebenarnya adalah rangkuman yang bisa aku ambil dan catat saat kakak tingkat aku membahas tentang public speaking lho, dan aku rasa ini bisa bermanfaat juga buat kalian semua hehehe, btw terima kasih udah mau baca. See you!




Jumat, 12 Maret 2021

Asah Skill Hadapi Ekonomi Digital

 Oleh: Chairunnisa Az-Zahra*

Sekarang, Indonesia telah memasuki era 4.0, dimana hampir semua aktivitas dapat dilakukan secara digital, termasuk di bidang ekonomi. Konsep dari revolusi 4.0 adalah menggabungkan teknologi yang canggih dan sistem kerja manual menjadi serba digital sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara mandiri. Dampak dari revolusi ini, ekonomi sekarang dihadapkan dengan perubahan yang sangat cepat, bahkan sebagian pakar menyebut kondisi sekarang dengan sebutan era disrupsi. Era disrupsi maksudnya adalah kondisi yang ditandai dengan segalanya yang cheaper (lebih murah), faster (serba cepat), simpler (serba mudah), dan accessible (mudah dijangkau).

Asah Skill Hadapi Ekonomi Digital
Foto oleh Artem Podrez dari Pexels

Berbicara Industri 4.0 maka akan juga membahas keterampilan abad 21 atau 21th Century Skill. Seperti yang dirilis World Economic Forum terdapat keterampilan yang harus dimiliki individu dalam menghadapi segala kemajuan ini. Keterampilan tersebut dirangkum menjadi 4C, yaitu Creative Thinking, Critical Thinking, Communication, dan Collaboration. Untuk mengasah skill, perlu adanya creative thinking yang artinya dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang mahasiswa dituntut harus mempunyai cara-cara yang kreatif. Kreatif disini bukan harus selalu ide-ide yang unik, tetapi membuat solusi yang bisa mengatasi berbagai masalah. Kedua yaitu critical thinking, dalam menghadapi permasalahan yang kompleks, kita harus kritis dalam mencari akar dari permasalahan dan memikirkan resiko-resiko yang sekiranya akan terjadi. Ketiga yaitu communication, komunikasi antar rekan atau orang lain sangat penting. Terakhir yaitu collaboration, ketika sendirian itu akan bertahan sebentar sedangkan ketika pekerjaan dilakukan bersama-sama akan bertahan lama. Maksudnya yaitu sebagai makhluk sosial, kita juga perlu untuk bekerja sama dengan orang lain untuk menghasilkan sesuatu yang besar dalam jangka waktu yang panjang.

Selain itu, Indonesia akan segera menghadapi fenomena bonus demografi. Fenomena ini adalah kondisi dimana jumlah penduduk dengan usia produktif lebih banyak dari usia non produktif. Maka dari itu, akan banyak pemuda atau mahasiswa yang dituntut berperan aktif dalam kemajuan negara memaksimalkan segala sumber daya menjadi hal yang benar-benar disebut bonus demografi. Maka generasi muda dapat dibekali dengan keterampilan abad 21 untuk dapat berperan dalam kemajuan negara ini.

Seperti yang dapat kita ketahui di era revolusi 4.0 ini dengan adanya peranan teknologi di berbagai aspek kehidupan kita, semua pekerjaan kita dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Hal tersebut dapat sangat menguntungkan bagi Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi, maka dari itu Indonesia harus bisa beradaptasi dengan perubahan ini. Sehingga, mahasiswa yang memiliki jiwa berdaya saing tinggi dan dalam masa perkembangan sangatlah cocok untuk memaksimalkan potensinya untuk berperan dalam kemajuan ekonomi.

Ekonomi berbasis digital memang menjadi tantangan tersendiri untuk mahasiswa. Mereka dituntut harus memahami dengan baik revolusi industri 4.0. Selain harus mengembangkan potensi dari dalam diri, mahasiswa juga harus bisa menguasai perkembangan teknologi. Di era sekarang, peran dari instansi pendidikan seperti kampus sangat diharapkan untuk mencetak penerus generasi muda yang dapat dihandalkan dan mempunyai kredibilitas tinggi untuk berkontribusi dalam perkembangan ekonomi Indonesia di era digital. Kita membutuhkan mahasiswa yang adaptif, artinya mahasiswa harus mampu menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi.

Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa agar adaptif dan dapat bersaing dengan negara lain. Salah satu cara yang bisa dilakukan mahasiswa seperti mengembangkan cara berfikir, yaitu mahasiswa belajar untuk bisa berfikir secara kritis dan logis. Selain itu, mahasiswa diharapkan dapat menguasai teknologi dengan sebaik-baiknya atau bahkan ikut mengembangkan teknologi sampai memahami bagaimana sistem teknologi tersebut berjalan. Hal ini dilakukan bertujuan agar para mahasiswa di Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain. Yang paling terpenting adalah mahasiswa harus dapat memberikan bukti yang nyata dalam mewujudkan ide-ide dan aspirasinya.

Mahasiswa sebenarnya menjadi bagian penting dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu sebagai pendidik dan pengajar, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Mahasiswa akan kembali ke jati dirinya yaitu sebagai Agent of Change, Agen Of Analisys dan Agen Of Control agar dapat mencapai tujuan bangsa yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta memerdekakan rakyat Indonesia dari segala aspek kehidupan. Sudah seharusnya mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih luas dalam hal kemajuan teknologi, menggunakan waktu tidak hanya untuk memenuhi kepuasan diri sekedar mengetahui kemajuannya, tetapi juga menyeleksi hal-hal yang bernilai dan berpeluang besar untuk ekonomi negara yang dapat mengasah keterampilan mahasiswa dalam menyongsong era industri 4.0 ini.

Di era revolusi 4.0 sekarang, jika kita belajar ilmu manajemen maka tidak asing dengan istilah VUCA. VUCA merupakan singkatan dari volatile, uncertain, complexity and ambiguity. Istilah VUCA pertama kali digunakan dalam dunia militer dan dipakai oleh kegiatan ekonomi bisnis. VUCA ini menuntut generasi muda untuk menyiapkan visi dan misi yang jelas, fleksibel, dan adaptif untuk jangka panjang, tetapi dengan waktu yang pendek. Di zaman sekarang, semua serba votatile yang artinya kekacauan lingkungan yang berubah drastis dengan jangka waktu yang pendek. Lalu uncertain yang artinya ketidakpastian serta sulit memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Kemudian ada complexity yaitu banyaknya faktor sehingga menjadikan tantangan semakin sulit. Sehingga, karakter kritis, unggul, dan berdaya saing harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Terdapat cara-cara untuk mewujudkan sifat kritis, unggul, dan berdaya saing pada seorang mahasiswa, yaitu dengan menerapkan “VUCA” dengan pengertian yang berbeda. “VUCA” versi ini berbeda dengan VUCA kondisi buruk diatas melainkan yaitu vision, understanding, clarity, and agilityVision disini artinya mempunyai visi serta tahu apa yang akan dilakukan ke depannya. Understanding artinya seorang pemimpin bisa memahami masalah yang sedang dihadapi. Kebanyakan dari kita hanya tau tanpa ingin memahami lebih dalam. Selain itu, sebagai seorang mahasiswa harus memiliki clarity yaitu kemampuan seorang untuk bisa melihat masa depan dengan jelas. Yang terakhir adalah agility yaitu kelincahan/kegesitan seseorang sangat penting serta bisa adaptif terhadap perubahan.

Mahasiswa tidak bisa hanya mengandalkan ilmu dari kampus saja, tetapi juga harus mengeksplorasi ilmu dari luar kampus agar dapat mengasah dan meningkatkan kreativitas dan dapat menciptakan inovasi. Selain itu, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dalam berbahasa asing, kemampuan dalam menyelesaikan masalah, public speaking, kemampuan dalam berkomunikasi, kemampuan untuk berpikir kritis, serta memiliki jiwa-jiwa kepemimpinan. Ketika mahasiswa sudah memiliki kemapuan-kemampuan ini, mereka sudah memiliki nilai plus di dalam dunia global. Maka dari itu, mahasiswa harus mendapatkan dukungan penuh dari pihak kampus mereka sendiri dan juga pemerintah agar mereka dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat yang pengangguran di era revolusi 4.0 ini.

Di era ini, mahasiswa tidak hanya bersaing dengan orang Indonesia saja, tetapi juga bersaing dengan negara lain dan ini merupakan tanggung jawab sebagai generasi penerus dengan bakat kompetitif melalui program pendidikan yang juga berkompetitif. Menurut saya, mendirikan perusahaan di bidang keuangan seperti perusahaan FinTech (Financial Technology) juga bisa dapat membantu perekonomian negara. Semakin banyaknya perusahaan startup, semakin dapat mendorong pembangunan Indonesia. Perkembangan FinTech ini dapat menyongsong persaingan ekonomi yang semakin ketat. Mahasiswa dengan dosen harus bisa berkontribusi agar perkembangan di dunia ekonomi dapat semakin berkembang di sekitar kampus sehingga bisa meningkatkan kewirausahaan mahasiswa di bidang keuangan.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta


Artikel ini sudah pernah diposting di https://www.duniakampus40.net/

Belajar untuk Bersikap Bodo Amat?

 


Gambar diambil dari gramedia.com

Judul Buku: Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis: Mark Manson

Halo semuanya... apa kabar nih kalian? Semoga sehat-sehat ya disana, apalagi di masa pandemi seperti ini harus selalu menjaga kesehatan!

Ini pertama kalinya aku membuat blog nih, jadi makasih banget buat kalian yang udah mampir hehehe..
Kali ini aku bakal mencoba review salah satu buku pengembangan diri. Nah, seperti yang kalian lihat di atas aku bakal me-review buku ini. Kenapa aku memilih buku ini? Karena sejujurnya ini adalah buku pertama tentang pengembangan diri yang aku punya. Banyak banget yang merekomendasikan buku ini, katanya sih bagus, akhirnya aku memutuskan untuk beli deh!

Dari judulnya saja udah keliatan menarik, kan? Awalnya aku bingung dan penasaran banget, kok buku ini malah menyuruh kita untuk bersikap bodo amat ya? Pasti kalian juga bingung..

Nah mending sekarang aku kasih informasi tentang penulis buku ini dulu ya... Jadi penulis buku ini adalah Mark Manson. Dia adalah seorang blogger yang memulai blog pertamanya pada tahun 2009. Kemudian, Mark Manson berhasil menarik perhatian orang-orang karena pada tahun 2019 dia menerbitkan tiga buku dan salah satu buku yang berjudul "The Subtle Art of Not Giving a F*ck" sangat laris di  The New York Times dan akhirnya sekarang sudah ada buku terjemahannya versi bahasa Indonesia yaitu "Seni untuk Bersikap Bodo Amat". Yeyy...

Aku excited banget pas bukunya udah dateng. Oh iya, aku beli buku ini di salah satu toko online shop, kebetulan waktu itu harganya juga lagi diskon, aji mumpung kalo kata orang. Dari harganya Rp67.000 diskon menjadi Rp52.500, lumayanlah ya diskonnya walaupun ga besar-besar banget hahaha..

REVIEW TIMEEE...
Di dalam buku ini ada 9 bab lho gaisss... Jumlah halamannya sekitar 246 halaman. Bahasa yang digunain di buku ini juga ringan banget, jadi kalian ga perlu pusing-pusing mikirin arti tiap katanya. Pembawaan bahasanya juga santai banget jadi bener-bener menarik dan seru bacanya. Sebenernya tiap-tiap bab ada kutipan yang aku suka banget. Selama baca buku ini tuh aku selalu jadi mikir kayak "Oh iya juga ya...", kalian pasti pernah kan kayak aku gitu merasa pikiran kalian tuh jadi lebih terbuka gitu lho...

Nih aku tunjukkin kutipan-kutipan yang menurut aku tuh bagus banget:
"Anda tidak akan pernah bahagia jika Anda terus mencari apa yang terkandung di dalam kebahagiaan. Anda tidak akan pernah hidup jika terus mencari arti kehidupan" 

"Seseorang yang percaya diri tidak merasa perlu membuktikan kalau dia percaya diri. Seorang wanita kaya tidak merasa perlu untuk meyakinkan seorangpun kalau dia kaya. Entah anda seperti itu atau tidak, dan jika anda setiap memimpikan sesuatu, anda sebenarnya sedang menguatkan realitas bawah sadar anda, lagi dan lagi, bahwa anda bukan itu"

"Ketika anda tidak merasa istimewa, anda akan mampu mengapresiasi pengalaman-pengalaman sederhana di hidup anda: nikmatnya pertemanan yang simple, menciptakan sesuatu, membantu seseorang yang membutuhkan, membaca buku bagus, tertawa bersama orang yang anda sayangi, terdengar membosankan, bukan? mungkin karena hal-hal semacam ini biasa saja, namun juga mungkin karena suatu alasan: itulah yang benar berarti."

"Jika kita terhenti di satu soal, jangan duduk saja dan hanya memikirkan hal itu, mulailah mengerjakannya. Bahkan jika kalian tidak tahu apa yang kalian lakukan, satu tindakan sederhana, yaitu mulai mengerjakan pada akhirnya akan membuat beberapa ide yang tepat muncul di kepala anda."
Wah kalo ditulis semua bakal panjang banget ini blog hahaha.. Ya segitu aja ya kutipan yang menurut aku bagus sih, gimana menurut kalian?

Setelah membaca itu aku jadi speechless sih.. Jujur aku baca itu berulang-ulang kali biar bisa masuk ke otak dan bisa menyadari maksud dari kalimat-kalimat itu. 

Dari itu kutipan-kutipan yang ada, aku paling suka kutipan ini:
"Jika mengejar hal yang positif adalah hal yang negatif, maka mengejar hal yang negatif akan menghasilkan hal yang positif"

Di kutipan ini, aku mengartikan kalo ketika kita mengejar atau berusaha untuk meraih sesuatu yang menurut kita akan lebih baik maka di saat itu juga kita akan ngerasa kurang puas dengan diri yang sekarang, dan itu sama aja menyetujui fakta bahwa kita kurang baik saat ini. Nah hal-hal yang seperti ini cuma akan ngingetin kita tentang kekurangan atau kegagalan kita, dan apa yang tidak akan bisa kita wujudin, bahkan bisa jadi kecewa sama diri sendiri. Malah jadi negatif, kan?

Di buku ini Mark menekankan kepada kita bahwa hidup itu bukan hanya untuk memerdulikan banyak hal, tetapi cukup fokus pada hal-hal yang benar, mendesak, dan penting saja. Aku menyimpulkan bahwa Mark menekankan kalimat itu supaya kita gausah terlalu memikirkan hal-hal yang tidak penting atau malah bikin tambah mempersulit hidup. Mungkin maksudnya overthinking kali ya? hahaha

Kalimat-kalimat yang ditulis oleh Mark memang sedikit menyakitkan sih tapi ya memang itu kenyataannya. Di buku ini, Mark mengajarkan kita semua untuk bangun dan bekerja keras sesuai apa yang kita impikan. Memang sih proses menuju tercapainya keinginan kita itu butuh usaha yang keras, belajar yang giat, dan tidak putus asa. Gimana kalo gagal? Ya bodo amat.. setidaknya kita pernah mencoba. Malah dari kegagalan tersebut, kita bisa belajar gimana caranya kedepannya agar lebih baik lagi dan belajar menerima keadaan. Gausah terlalu mikirin tanggapan orang lain tentang kita. Fokus pada diri sendiri akan lebih baik kok

Intinya, Mark mengajarkan kita untuk mengetahui batasan diri dan mencoba menerima keadaan karena menurutnya itulah sumber kekuatan yang paling nyata. 

Mungkin segitu aja kali ya review buku pengembangan diri kali ini, semoga kalian yang baca blog ini menjadi terbuka juga pikirannya untuk bersikap bodo amat di dalam beberapa hal. Sekian dulu ya teman-teman, stay tune di blog selanjutnya ya... Dahh!










Review buku " The 7 Habits of Higly Effective People"

Review Buku "7 Habits of Highly Effective People" audiobookstore.com Hai haiii, udah lama banget nih aku gamuncul di blog, gimana ...

Rekomendasi bacaan